Abstrak
LATAR BELAKANG
Staphylococcus aureus menghadirkan tantangan besar bagi kesehatan masyarakat dan keamanan pangan karena kemampuannya untuk berkembang biak di berbagai lingkungan. Metode konvensional, seperti reaksi berantai polimerase dan uji imunosorben terkait enzim, sering kali memiliki keterbatasan dalam hal sensitivitas dan spesifisitas, sehingga menyoroti perlunya strategi deteksi yang inovatif.
HASIL
Studi ini mengembangkan aptasensor bebas label baru untuk deteksi S. aureus menggunakan nanopartikel tembaga (CuNPs) sebagai platform. CuNPs, yang dicirikan oleh ukuran 40 nm, morfologi bulat, dan stabilitas fungsional, berfungsi sebagai fondasi untuk biosensor. Aptamer pengikat protein penentu permukaan A (IsdA) yang diatur oleh besi, yang secara khusus menargetkan protein permukaan IsdA dari S. aureus , dikonjugasikan ke CuNPs sebagai probe pengenalan molekuler, sementara rhodamine 6G bertindak sebagai probe sinyal. Dengan tidak adanya S. aureus , aptamer menjaga ‘gerbang’ pada CuNPs tetap tertutup, mencegah pelepasan probe sinyal. Dengan adanya S. aureus , pengikatan spesifik antara aptamer dan patogen memicu ‘gerbang’ untuk terbuka, melepaskan rhodamine 6G dan menghasilkan sinyal fluoresensi. Aptasensor menunjukkan rentang deteksi linier (10–10 6 ) CFU mL −1 , dengan batas deteksi 1 CFU mL −1 (koefisien korelasi R 2 = 0,947). Biosensor menunjukkan stabilitas dan reproduktifitas yang tinggi, memastikan kinerja deteksi yang konsisten. Lebih jauh lagi, aplikasinya untuk deteksi S. aureus dalam sampel susu menyoroti kegunaan praktisnya.
KESIMPULAN
Temuan ini menetapkan aptasensor berbasis CuNP sebagai alat yang menjanjikan untuk deteksi S. aureus yang sensitif dan andal , dengan aplikasi potensial dalam pemantauan keamanan pangan dan kesehatan masyarakat. © 2025 Society of Chemical Industry (SCI).
Tinggalkan Balasan