Editor Ulasan: Mingying Yang
ABSTRAK
Nanopartikel perak hasil rekayasa hayati (BE-AgNPs) tengah menerima perhatian yang nyata karena beragamnya sejarah aplikasinya; namun, interaksi nanopartikel perak (Ag-NPs) dengan lingkungan dan toksisitasnya pada organisme akuatik menjadi bahan perdebatan yang memprihatinkan. Oleh karena itu, penelitian saat ini bertujuan untuk mengevaluasi biofabrikasi Ag-NPs menggunakan ekstrak bunga tanaman Bellis perennis ( B. perennis ) dan untuk menilai toksisitasnya terhadap Cyprinus carpio sebagai organisme model akuatik. Untuk tujuan ini, BE-AgNPs disintesis dan dikarakterisasi menggunakan teknik analisis tingkat lanjut (SEM, TEM, FTIR, dan spektra serapan UV-tampak), yang menunjukkan bahwa diperoleh Ag-NPs yang terdispersi dengan baik dan berbentuk kubus dengan ukuran rata-rata 15,4 nm. Selain itu, C. carpio setelah periode uji LC 50 96 jam dipaparkan pada tiga konsentrasi yang ditentukan, termasuk 5, 10, dan 15 mg/L BE-AgNPs selama 1, 2, 3, 4, 7, 14, dan 21 hari, masing-masing, untuk histopatologi jaringan dan genotoksisitas. Hasil histopatologi mengungkapkan bahwa BE-AgNPs menyebabkan degenerasi, nekrosis, inflamasi, dan fibrosis pada otot, hati, usus, dan insang jaringan C. carpio yang terekspos menggunakan slide pewarnaan H dan E. Selain itu, BE-AgNPs menyebabkan kerusakan DNA pada eritrosit C. carpio menggunakan teknik uji komet (elektroforesis gel sel tunggal). Studi ini mengonfirmasi bahwa BE-AgNPs menginduksi miotoksisitas, hepatotoksisitas, toksisitas branchial, toksisitas intestinal, dan genotoksisitas yang signifikan pada C. carpio . Temuan ini menyoroti risiko lingkungan dan ekologi yang terkait dengan penggunaan nanopartikel perak hasil rekayasa hayati, khususnya dalam ekosistem perairan.
Tinggalkan Balasan